DPNTimes,Belu– Selama delapan bulan berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia dan Republik Demoratik Timor Leste (RI–RDTL) sektor timur khususnya di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Satgas Pengamanan Perbatasan dari Satuan Yonif 742/SWY terus melakukan pendekatan dan merangkul masyarakat dengan sistem pembinaan teritorial.
Demikian disampaikan Komandan Yonif 742/SWY Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro selaku Komandan Satgas Pamtas Sektor Timur disela-sela kesibukannya di Mako Satgas Kelurahan Umanen Kecamatan Atambua Barat pada Jumat (22/10).
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing pos jajaran Satgas Pamtas Sektor Timur pada hari tersebut yakni gotong royong sebagai program Jumat Bersih sebagaimana yang tengah dilakukan personel Pos Fohululik dalam membantu pembangunan rumah milik Paulus Halex, personil Pos Turiscain membantu pembangunan rumah Abel dan personil Pos Dafala bergotong royong membangun rumah adat di Dusun Dubasa A.
Selain itu, lanjutnya, beberapa pos juga membantu menjaga kebersihan lingkungan sekolah seperti yang dilakukan Pos Asumanu di SMP Duamanu dan Pos Motaain melaksanakan pembersihan di sepanjang jalan PAUD Husnan Libas Dusun Motabenar Desa Silawan dan Pos Salore bersama masyarakat membersihkan Kantor Desa Tulakadi.
Menurut Bayu Sigit, Jumat bersih tersebut sebagai salah satu upaya personel Satgas Pamtas Yonif 742/SWY untuk mendekatkan diri dan merangkul masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersamaan, kekompakan dan kerjasama yang baik melalui gotong royong.
“Jadi sejak awal kedatangan satgas kami di perbatasan khususnya wilayah sektor timur, kami selalu menggalakkan kembali budaya gotong royong ditengah-tengah masyarakat sebagai instrument untuk mendukung pembangunan di desa,” jelasnya.
Selain itu, pria kelahiran Bandung itu juga menegaskan nilai gotong royong yang sudah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat harus dijaga kelestariannya sebagai nilai budaya bangsa yang dapat memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ini yang kita harapkan bersama terutama di wilayah perbatasan, kebersamaan dan soliditas sangat dibutuhkan dalam menjaga keamanan di perbatasan,” pungkasnya.