DPNTimes,Nunukan- Bukan hal yang baru lagi, bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pemudanya. Karena pemuda adalah bagian yang tidak terpisahkan sebagai generasi penerus. Namun apa yang terjadi dengan pemuda saat ini?
Tak sedikit pemuda hingga kini sibuk dengan pengunaan teknologi elektronik yang berlebihan. Hal tersebut bisa berdampak buruk bagi kondisi kesehatan, psikologi, dan masa depan pemuda itu sendiri.
Akibatnya, karakter pemuda dan generasi penerus bangsa terlelap di bawah pengaruh layar kecil yang dapat menjelajah dunia dalam genggaman atau yang sering disebut gadget.
Hal ini yang menina bobokan pemuda era kini yang pada akhirnya rasa empati dan peduli lingkungan sosial juga tenggelam dalam dunia maya.
Meski demikian, tak sedikit pula pemuda dan pemudi Nunukan yang merasa prihatin, tak terkecuali salah satu pemudi Nunukan ini, dirinya masih punya rasa optimis menginginkan agar pemuda punya kesadaran sosial untuk mewujudkan masyarakat adil makmur.
“Melalui pemberdayaan kepemudaan, saya ingin pemuda itu punya kesadaran sosial (empati) dengan kondisi masyarakat sekitar, tentu ada wadah yang kita harus optimalkan kembali,” ungkap Anna Bela Morizcha lulusan terbaik Universitas Trisakti Tahun 2018 ini.
Menurut Bela, pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agent of change (agen perubahan).
“Pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban selalu ada darah muda yang memeloporinya. Namun, pemuda Indonesia dewasa ini telah banyak kehilangan jati dirinya,” tutur dia.
Ia menegaskan, sangat dibutuhkan adanya re-thinking (pemikiran kembali) dan re-inventing (penemuan kembali) dalam nation character building (pembangunan karakter bangsa) bagi pemuda.
“Semua ini bisa diwujudkan jika kita satukan tekad, jadi pemuda tidak hanya hadir di saat momentum tertentu saja,” cetus Bela yang juga lulusan Magister Ilmu Hukum Universitas Pelita Harapan.