DPNTimes.com, Nunukan – Sebagian kita menilai negatif warga binaan pemasyarakatan (WBP), namun tidak dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan yang memandang mereka sebagai saudara dimana sebelumnya mereka menempuh jalan salah sehingga harus menjalani hukuman.
Kendati demikian, bukan berarti para WBP ini tidak diberikan ruang untuk belajar dan mengembangkan kreatifitas mereka selama berada di Lapas Nunukan.
Hal ini terbukti dengan adanya sejumlah program yang dijalankan oleh Lapas Nunukan dengan memberdayakan tenaga, fikiran dan kreatifitas para WBP.
Sebut saja kreasi batik tulis, mahakarya tangan-tangan terampil para WBP mengukir di atas selembar kain ini digemari banyak orang bahkan telah sampai pada taraf nasional.
Disampaikan Kepala Lapas Kelas IIB Nunukan I Wayan Nurasta Wibawa, produk batik tulis yang proses pengerjaannya dilakukan secara manual oleh WBP Lapas Nunukan ini bahkan dikenakan sebagai seragam batik pada perayaan Hari Bakti Pemasyarakatan 2023 yang digelar beberapa waktu lalu.
Hal ini berawal menjelang perayaan puncak Hari Bakti Pemasyarakatan 2023, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) memesan 217 potong kain batik untuk dijadikan seragam busana batik.
“Saat perayaan puncak itulah, batik tulis kreasi WBP Lapas Nunukan dikenakan,” terang I Wayan.
Hingga saat ini, tambah dia, pihaknya tengah mengerjakan sejumlah pesanan dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Nunukan menyusul Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang telah lebih dulu menikmati keindahan batik tulis hasil produksi WBP Lapas Nunukan.
Dijelaskan Teknisi Pengelola Hasil Kerja Muhammad Arfin, pengenalan batik tulis kreasi WBP Lapas Nunukan ini tidak semata kepada instansi-instansi namun juga kepada perorangan atau cinderamata.
“Mulanya dengan mengikuti pameran dan media sosial bahkan dititipkan ke butik yang ada di Nunukan. Namun seiring berjalannya waktu, batik tulis kreasi WBP Lapas Nunukanpun makin dikenal karena adanya informasi dari konsumen yang merasa puas dengan batik tulis kita,” terang Muhammad Arfin.