Categories: DAERAH

Rakor BNPP: Angka Pernikahan Anak Usia Dini di Nunukan Meningkat

Published by

<p><a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;dpntimes&period;com">DPNTimes<&sol;a>&comma;Nunukan &&num;8211&semi; Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia melalui Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan melakukan Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak Usia Dini di Kawasan Perbatasan Negara&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Rapat Koordinasi tersebut berdasarkan arahan Menteri Dalam Negeri Selaku Kepala BNPP RI dan dilaksanakan di ruang pertemuan VIP lantai IV Kantor Bupati Nunukan melalui zoom meeting&comma; Rabu &lpar;01&sol;02&rpar;&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Rapat Koordinasi ini juga diikuti oleh Kepala DSP3A Kabupaten Nunukan Hj&period; Farida Aryani&comma; Kepala BPPD Kabupaten Nunukan Dian Kusumanto&comma; Plt&period; kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Hj&period; Miskiah&comma; Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan Ahmad&comma; Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Nunukan&comma; Kementerian Agama Kabupaten Nunukan&comma; Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Utara &lpar;Kaltara&rpar;&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Pernikahan Usia Dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh remaja dibawah umur yaitu antara 13 sampai 19 tahun yang dapat dibilang belum cukup matang baik secara fisik maupun psikologis&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Kabupaten Nunukan salah satu daerah di kawasan perbatasan yang termasuk dalam lokasi prioritas &lpar;Lokpri&rpar;&period; Dimana pada pertengahan 2022 sudah ada 30 kasus perkawinan anak&period; Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yang masih terhitung belasan&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Mewakili Bupati Nunukan&comma; Kepala DSP3A Hj&period; Farida Aryani menyampaikan bahwa apa yang disampaikan di media cetak online tentang pernikahan anak usia dini di Kabupaten Nunukan meningkat&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&&num;8220&semi;Berita pernikahan anak usia dini memang cukup meningkat&period; Kita melihat arahan Presiden RI Bapak Joko Widodo kepada KemenPPPA yang berisikan 5 arahan&comma; yaitu yang pertama peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan&period; Kedua&comma; peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak&period; Ketiga&comma; penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak&period; Keempat penurunan pekerja anak&period; Kelima&comma; pencegahan perkawinan anak&period; Ini menjadi point penting bagi kami yang berada di daerah perbatasan&comma; permasalahanan perkawinan anak usia dini ini sangat riskan dan bagaimana nantinya masa depan bangsa kita&comma;&&num;8221&semi; ujarnya&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Dari DSP3A sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya perkawinan anak usia dini di Kabupaten Nunukan&period; Salah satunya adalah dengan melakukan pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat &lpar;PATBM&rpar; baik di tingkat desa&sol;kelurahan maupun kecamatan&period; Kemudian pembentukan Forum anak&comma; baik di tingkat desa&sol;kelurahan&comma; kecamatan dan kabupaten&comma; serta masih banyak upaya-upaya lainnya yang sudah berjalan&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Berdasarkan data Ibu hamil remaja&comma; pada 2021 sebanyak 387 kasus&comma; pada 2022 sebanyak 331 kasus&period; Sedangkan jumlah persalinan remaja pada 2021 sebanyak 253 kasus&comma; dan pada 2022 sebanyak 260 kasus&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Tingginya angka perkawinan anak menimbulkan berbagai masalah kesehatan di antaranya ibu yang berusia di bawah 18 tahun yaitu memiliki 35&percnt; hingga 55&percnt; resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah &lpar;BBLR&rpar; dibandingkan dengan ibu yang berusia di atas 19 tahun&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Angka kematian bayi 60&percnt; lebih tinggi pada ibu yang masih berusia di bawah 18 tahun&period; Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak dari ibu muda memiliki 28&percnt; resiko kematian di bawah lima tahun yang lebih besar&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Kejadian kesakitan dan kematian ini diakibatkan oleh nutrisi ibu yang kurang baik&comma; fisik dan psikis ibu yang belum matang&comma; kurangnya akses bermasyarakat dan akses pelayanan kesehatan reproduksi dan resiko tinggi akan penyakit infeksi&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Menurut Dirjen Rehabilitasi sosial&comma; Pepen Nazaruddin menyampaikan bahwa perkawinan anak usia dini terjadi karena beberapa faktor karakteristik masyarakat di daerah perbatasan&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&&num;8220&semi;Yang pertama ekonomi&comma; karena lokasinya terpencil&comma; dan terisolasi sulit mengembangkan perekonomian di wilayah tersebut&period; Kedua pendidikan&comma; rendah tingkat pendidikan dan kurangnya tenaga pendidik&period; Ketiga&comma; kesejahteraan&comma; terbatasnya aksesibilitas yang dapat di jangkau oleh masyarakat dan tidak seimbangnya populasi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah&period; Keempat&comma; kesehatan &comma; terbatasnya fasilitas kesehatan&comma; tenaga kesehatan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan&period; Kelima&comma; keterbatasan informasi&comma; terpencilnya lokasi menyebabkan sulit memperoleh informasi&comma;&&num;8221&semi; ungkapnya&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Selain itu&comma; Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak&comma; Bidang Pengasuhan dan Lingkungan KemenPPPA&comma; Rohika Kurniadi Sari mengatakan bahwa orang tua berperan besar dalam pencegahan perkawinan anak usia dini&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&&num;8220&semi;Orang tua melalui keluarga memutus mata rantai dengan melakukan pencegahan perkawinan anak usia dini&period; Ada lima Strategi Nasional Pencegahan perkawinan anak&comma; yaitu lingkungan yang mendukung pencegahan perkawinan anak&comma; optimalisasi kapasitas anak&comma; aksesibiltas dan perluasan layanan&comma; penguatan regulasi dan kelembagaan &comma; penguatan koordinasi pemangku kepentingan&comma;&&num;8221&semi; ujarnya&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan RI meminta kepada Hj&period; Farida Aryani selaku Kepala DSP3A agar dapat mengajak para camat&comma; lurah dan kepala desa agar dapat ikut menyosialisasikan atau menginformasikan tentang pencegahan terjadinya perkawinan anak usia dini yang terjadi di daerahnya&period; &lpar;Prokompim&rpar;<&sol;p>&NewLine; &NewLine; <&excl;--begin code -->&NewLine;&NewLine; &NewLine; <div class&equals;"pp-multiple-authors-boxes-wrapper pp-multiple-authors-wrapper pp-multiple-authors-layout-boxed multiple-authors-target-the-content box-post-id-2639 box-instance-id-1 ppma&lowbar;boxes&lowbar;2639"&NewLine; data-post&lowbar;id&equals;"2639"&NewLine; data-instance&lowbar;id&equals;"1"&NewLine; data-additional&lowbar;class&equals;"pp-multiple-authors-layout-boxed&period;multiple-authors-target-the-content"&NewLine; data-original&lowbar;class&equals;"pp-multiple-authors-boxes-wrapper pp-multiple-authors-wrapper box-post-id-2639 box-instance-id-1">&NewLine; <h2 class&equals;"widget-title box-header-title">Author<&sol;h2>&NewLine; <span class&equals;"ppma-layout-prefix"><&sol;span>&NewLine; <div class&equals;"ppma-author-category-wrap">&NewLine; <span class&equals;"ppma-category-group ppma-category-group-1 category-index-0">&NewLine; <ul class&equals;"pp-multiple-authors-boxes-ul author-ul-0">&NewLine; &NewLine; <li class&equals;"pp-multiple-authors-boxes-li author&lowbar;index&lowbar;0 author&lowbar;admin has-avatar">&NewLine; <div class&equals;"pp-author-boxes-avatar">&NewLine; <div class&equals;"avatar-image">&NewLine; <img alt&equals;'Redaksi' src&equals;'https&colon;&sol;&sol;secure&period;gravatar&period;com&sol;avatar&sol;61ed5690fada7e298c48df10dd8630c28043593700e6510904fc52a8134fcf28&quest;s&equals;80&&num;038&semi;d&equals;mm&&num;038&semi;r&equals;g' srcset&equals;'https&colon;&sol;&sol;secure&period;gravatar&period;com&sol;avatar&sol;61ed5690fada7e298c48df10dd8630c28043593700e6510904fc52a8134fcf28&quest;s&equals;160&&num;038&semi;d&equals;mm&&num;038&semi;r&equals;g 2x' class&equals;'avatar avatar-80 photo' height&equals;'80' width&equals;'80' &sol;> <&sol;div>&NewLine; <&sol;div>&NewLine; &NewLine; <div class&equals;"pp-author-boxes-avatar-details">&NewLine; <div class&equals;"pp-author-boxes-name multiple-authors-name"><a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;dpntimes&period;com&sol;author&sol;admin&sol;" rel&equals;"author" title&equals;"Redaksi" class&equals;"author url fn">Redaksi<&sol;a><&sol;div> <p class&equals;"pp-author-boxes-description multiple-authors-description author-description-0">&NewLine; <&sol;p>&NewLine; &NewLine; <span class&equals;"pp-author-boxes-meta multiple-authors-links">&NewLine; <a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;dpntimes&period;com&sol;author&sol;admin&sol;" title&equals;"View all posts">&NewLine; <span>View all posts<&sol;span>&NewLine; <&sol;a>&NewLine; <&sol;span>&NewLine; <a class&equals;"ppma-author-user&lowbar;url-profile-data ppma-author-field-meta ppma-author-field-type-url" aria-label&equals;"Website" href&equals;"http&colon;&sol;&sol;dpntimes&period;com" target&equals;"&lowbar;self"><span class&equals;"dashicons dashicons-admin-links"><&sol;span> <&sol;a><a class&equals;"ppma-author-user&lowbar;email-profile-data ppma-author-field-meta ppma-author-field-type-email" aria-label&equals;"Email" href&equals;"mailto&colon;dpntimes&commat;gmail&period;com" target&equals;"&lowbar;self"><span class&equals;"dashicons dashicons-email-alt"><&sol;span> <&sol;a>&NewLine; <&sol;div>&NewLine; <&sol;li>&NewLine; <&sol;ul>&NewLine; <&sol;span>&NewLine; <&sol;div>&NewLine; <span class&equals;"ppma-layout-suffix"><&sol;span>&NewLine; <&sol;div>&NewLine; <&excl;--end code -->&NewLine; &NewLine; &NewLine; &NewLine;

Bagikan ini...
Share