DPNTimes.com, Nunukan – Jalan Mansalong-Tau Lumbis Raya merupakan jalan koridor perbatasan dengan negara tetangga Sabah Malaysia. Jalan nasional tersebut menyangkut hajat hidup masyarakat 77 desa yang ada di empat Kecamatan yakni kecamatan Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan dan Kecamatan Lumbis Hulu Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantam Utara.
Rano S.IP salah satu anggota organisasi Ikatan Sarjana Kabudaya Perbatasan (ISKP) mengatakan bahwa jalan pararel perbatasan negara koridor Mansalong-Tau Lumbis melintasi Kecamatan Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan dan Lumbis Hulu Kabupaten Nunukan Kaltara Kembali Menghutan.
Ia memaparkan bahwa pada tahun 2015 dan 2016 jalan pararel perbatasan Mansalong-Tau Lumbis ini mendapatkan kucuran dana bersumber dari APBN.
“Kurang lebih ratusan miliar yang dikerjakan oleh satuan TNI untuk buka jalan ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rano menerangkan bahwa sejak tahun 2017 hingga saat ini pembangunan jalan nasional Mansalong -Tau Lumbis tidak lagi dilanjutkan sehingga kembali menjadi Hutan Belantara.
“Jalan koridor perbatasan Mansalong-Tau Lumbis Kabupaten Nunukan ini sepi dari Rupiah APBN, selama kurang lebih 8 tahun jalan ini sudah tidak lagi tersentuh oleh APBN maka kondisi jalan sudah kembali normal seperti semula yakni hutan belantara,” terang Rano.
Masyarakat mempertanyakan persoalan jalan ini, apakah tidak lagi memiliki nilai strategis nasional atau negara merasa rugi mengeluarkan Rupiah APBN untuk kembali membangun jalan koridor perbatasan ini.
Dulu sejak dimulai pada 2015, lanjut Rano, masyarakat sangat antusias dan bangga dengan pembukaan jalan perbatasan ini sebagai potret realisasi janji-janji pemimpin negeri. Namun, setelah jalan terbuka, tidak ada lagi progres selanjutnya hingga saat ini. Padahal jalan ini sangat dinantikan masyarakat setempat.
“Jalan pararel perbatasan itu sangat diinginkan masyarakat perbatasan salah satunya membuka akses terisolasinya masyarakat,” jelas Rano.
Terakhir Rano dan masyarakat setempat meminta agar Menteri Pekerjaan Umum (PU) dapat meninjau kembali jalan pararel perbatasan tersebut dan melanjutkan pembangunan infrastruktur tersebut agar membuka keterisolasian masyarakat perbatasan.(kabudaya/red)