DPNTimes,Jayawijaya–Demi mencegah meluasnya konflik antar suku yang terjadi di Yahukimo ke wilayah Kabupaten Jayawijaya, Kodim 1702/Jayawijaya bersama Polres Jayawijaya menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat asal Kabupaten Yahukimo dari Suku Kimyal, Suku Mex dan Suku Yali di Asrama Pelajar Suku Yali, Kampung Karu Jaya Distrik Wesaput Kabupaten Jayawijaya pada Senin (4/10).
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf A.B. Situmeang menyampaikan kepada seluruh masyarakat dari tiga suku tersebut agar dapat menahan diri dan tidak terpengaruh dengan situasi sekarang ini sedang terjadi terjadi di Kabupaten Yahukimo.
“Kita semua berharap agar konflik di Kabupaten Yahukimo ini segera terselesaikan dan tidak meluas hingga ke daerah-daerah lain terutama di Kabupaten Jayawijaya. Karenanya, kami berharap masyarakat dan mahasiswa agar sekiranya bekerja sama dengan aparat dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Jayawijaya,” pinta Dandim.
Kepada mahasiswa, lanjut dia, emanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam menuntut ilmu di Kota Study Wamena sehingga ke depannya bisa kembali dan membangun Kabupaten Yahukimo agar lebih maju, damai dan sejahtera.
“Sebab kalian adalah generasi-generasi yang akan mengisi kursi kepemimpinan yang akan datang”, imbuh Dandim menambahkan.
Sementara itu, salah satu masyarakat Suku Yali, Asi Sobolim menyampiakan terima kasihnya kepada Dandim dan Kapolres Jayawijaya karena telah memberikan perhatian lebih terkait konflik yang sedang terjadi di Kabupaten Yahukimo.
“Kami dari masyarakat Kabupaten Yahukimo menginginkan kedamaian di Kabupaten Jayawijaya dan tidak ingin terjadi konflik. Kami pastikan akan melapor kepada Dandim dan Kapolres bilamana menemukan pihak-pihak yang sengaja memprovokasi, membuat isu maupun informasi bohong atau hoax yang berpotensi menciptakan situasi tidak kondusif,” pungkasnya.
Perlu diketahui, kerusuhan antar suku di Yahukimo terjadi di distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (03/10), sekira pukul 12.45 WIT. Penyebab utamanya diduga karena adanya penyerangan yang dilakukan oleh suku Kimyai kepada suku Yali. Kejadian tersebut mengakibatkan enam orang tewas dan 41 orang lainnya luka-luka.