DPNTimes.com, Tanjung Selor – Perkembangan industri kreatif di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat sorotan dari Anggota Komisi II DPRD Kaltara, Adinata Kusuma.
Ia menilai sektor ini memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi daerah, namun masih membutuhkan perhatian serius dan intervensi kebijakan yang lebih kuat dari pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
Adinata mengatakan bahwa Kota Tarakan saat ini dapat dijadikan rujukan bagi daerah lain di Kaltara dalam mengembangkan ekosistem industri kreatif.
Menurutnya, dinamika dan produktivitas generasi muda di Tarakan telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya berbagai karya dan inovasi di sektor ekonomi kreatif.
“Kita bisa belajar dari Tarakan. Di sana manusianya sudah ‘auto’ berpikir kreatif dan bersaing. Mungkin karena banyak anak muda yang aktif di berbagai bidang, mulai dari seni, teknologi, kuliner, hingga industri konten digital,” ujarnya.
Ia menilai perkembangan tersebut tumbuh secara alami di tengah masyarakat.
Meski begitu, Adinata menekankan bahwa potensi tersebut tetap memerlukan dukungan kebijakan, pembinaan, serta penganggaran yang memadai dari pemerintah daerah agar dapat berkembang secara berkelanjutan.
Legislator ini juga menyoroti kondisi berbeda yang masih terjadi di sejumlah wilayah lain di Kaltara.
Ia menyebutkan, di Kabupaten Bulungan, misalnya, banyak pelaku industri kreatif yang memiliki karya berkualitas namun belum mendapatkan akses promosi maupun pendampingan optimal.
“Saya melihat banyak karya bagus dari para pelaku kreatif di Bulungan. Contohnya karya dari Iwin Subali dan teman-teman kreatif lainnya. Sayangnya, potensi seperti ini belum banyak terekspos secara luas,” jelasnya.
Untuk itu, Adinata mendorong pemerintah kabupaten dan kota agar lebih serius merancang program penguatan industri kreatif.
Menurutnya, berbagai bentuk dukungan seperti penyediaan ruang ekspresi, fasilitasi pameran, bantuan peralatan, pelatihan berbasis kebutuhan pasar, hingga dukungan pemasaran digital sangat dibutuhkan oleh pelaku kreatif.
Ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan pengembangan industri kreatif tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kolaborasi antarpelaku industri, komunitas, hingga sektor swasta.
Ekosistem kreatif, katanya, akan tumbuh kuat apabila didukung oleh kolaborasi yang solid dan inovasi yang terus berkelanjutan.
“Pemerintah kabupaten diharapkan bisa memberikan dukungan nyata, bukan hanya seremonial. Tapi komunitas kreatif juga harus menunjukkan inisiatif, memperkuat kolaborasi, dan terus berpikir kreatif agar dapat bersaing,” tegasnya.
Ke depan, DPRD Kaltara akan terus mendorong langkah-langkah strategis pemprov dalam memperkuat sektor ini.
Menurut Adinata, industri kreatif memiliki keunggulan unik karena mampu berkembang cepat, menyerap tenaga kerja muda, dan memiliki nilai ekonomi tinggi tanpa memerlukan investasi besar sebagaimana industri konvensional.
Ia menegaskan bahwa jika dikelola dengan baik, industri kreatif dapat menjadi sektor unggulan baru Kaltara yang berkontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Potensi kita besar, tinggal bagaimana pemerintah daerah dan seluruh pelaku industri kreatif bersinergi. Ini saatnya Kaltara menciptakan identitas ekonomi kreatifnya sendiri,” pungkasnya. (adv)











