DPNTimes.com, Tanjung Selor – Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Yansen TP memberikan atensi khusus kepada TPPS Kabupaten Tana Tidung (KTT) dan Nunukan karena angka prevalensi stuntingnya masih yang tertinggi di Kaltara sejak 2021 lalu.
“KTT dan Nunukan angka stuntingnya masih cukup tinggi, saya minta TPPS bekerja lebih keras lagi agar angkanya bisa terus turun sesuai target yang kita inginkan,” kata Yansen TP dalam acara Penutupan Rembug Stunting di Hotel Luminor, Tanjung Selor, Rabu (30/8).
Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah selaku Ketua TPPS Nunukan, dan TPPS se – Kaltara hadir dalam Rembug Stunting tersebut.
Pada tahun 2021, prevalensi stunting di KTT sebesar 30,7, kemudian diikuti Kabupaten Nunukan 30,5, Tarakan 25,9, Malinau 24,7 dan Bulungan 22,9.
Stunting sebetulnya berhasil diturunkan, namun angka prevalensi di semua kabupaten/kota angkanya masih di atas 20 persen, sementara target nasional adalah 14 persen di tahun 2024 mendatang.
Menurut Yansen, persoalan stunting tidak boleh dilihat secara statistik semata, dari angka, data dan survey saja, namun harus dipahami sebagai sebuah persoalan yang menentukan masa depan generasi bangsa.
Target penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024, kata Yansen, sangat mungkin dicapai jika seluruh masyarakat ikut terlibat untuk mengatasinya.
“Target 14 persen ini jangan hanya berhenti di narasi dan retorika, namun target ini harus menjadi tekad dan semangat kita semua. Saya yakin dengan kekayaan alam dan manusia yang dimiliki (Kaltara), target tersebut akan bisa dicapai,” kata Yansen optimis.