DPNTimes com, Nunukan – Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid mengungkapkan rasa harunya dalam merayakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Nunukan ke-25 di masa akhir jabatannya.
Bupati Laura juga mengenang secara historis tepatnya tahun 2017 di periode pertamanya menjabat sebagai Bupati Nunukan dirinya telah diberikan dan dinobatkan gelar kehormatan adat Dayak Agabag yaitu “Da Laa Tonomon” yang dapat dimaknai sebagai salah satu sosok yang ada di sastra Agabag yang termasuk dalam sastra sansulodon yang menggambarkan pemimpin perempuan yang cantik, gesit, lincah, untuk merubah keadaan masyarakat.
“Waktu itu saya diberikan gelar kehormatan dari Adat Dayak Agabag di Pembukaan Ilau dan Musyawarah Besar (Mubes) ke – 8 Dayak Agabag di Kecamatan Sembakung Atulai,” kata Laura, Sabtu, (12/10/24).
Gelar kehormatan yang diberikan sudah berdasarkan Keputusan Masyarakat Dayak Agabag melalui 6 lembaga adat yang di saksikan oleh masyarakat adat dayak Agabag.
“Tentu sejarah ini hal yang luar biasa, kedekatan kami dan kebersamaan kami menjadi pondasi satu kesatuan,” tutur Laura.
Bupati Nunukan dua periode ini merasa terhormat telah menjadi bagian dari keluarga suku dayak Agabag Kabudaya selama ini.
“Dari hati saya yang teramat dalam, terima kasih atas kehormatan yang pernah diberikan. Saya sudah menjadi keluarga Kabudaya, susah ataupun senang, kami adalah keluarga. Terima kasih tetuah adat Agabag dan masyarakat Kabudaya,” tambahnya.
Terlepas dari setiap perjalanannya, Bupati Nunukan tetap memiliki kesan dan kebanggaan tersendiri bagi seluruh masyarakat Kabudaya dan Agabag.
“Salama ini sinergitas terjalin erat, pembangunan juga terus berlanjut. Pastinya akan menjadi pijakan penting sekaligus bukti peran aktif antara masyarakat dan pemerintah daerah,” kata Laura.
Secara umum, Bupati Nunukan juga mengajak untuk mengesampingkan ego demi pengabdian kepada dalam konteks membangun daerah.
“Tanpa memandang posisi apa pun. Oleh sebab itu, secara pribadi saya sampaikan akan terus bersama masyarakat, refleksi dan rangkaian usia Kabupaten Nunukan ke-25 menjadi dasar dalam merawat kebersamaan dan melanjutkan pembangunan daerah secara utuh,” tutupnya. (df/red)