DAERAH

35 Siswa Sekolah Sebatik Tengah Diduga Keracunan MBG, Ini Kata Anggota DPRD Nunukan

125
×

35 Siswa Sekolah Sebatik Tengah Diduga Keracunan MBG, Ini Kata Anggota DPRD Nunukan

Share this article

DPNTimes.com, Nunukan – Sebanyak 35 siswa di Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi (MBG).

Dari total 35 siswa yang menjadi korban, sebanyak 26 orang sudah diperbolehkan pulang, sementara sembilan lainnya masih menjalani perawatan medis.

Anggota Komisi II DPRD Nunukan, Andi Yakub S.Kep., Ns., menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dan meminta agar penanganan korban dilakukan secara maksimal.

“Kami sangat prihatin dan berduka atas keracunan massal yang menimpa anak-anak di Sebatik Tengah. Pemerintah harus mengutamakan keselamatan para korban hingga benar-benar pulih,” tegas Andi Yakub. Selasa (30/9/25) di saat dikonfirmasi Puskesmas Aji Kuning Sebatik.

Baca Juga  Sosper Ustania, Harap Generasi Penerus Jangan Sentuh Narkoba

Menurutnya, dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari makanan program MBG yang diduga tidak dikelola secara higienis. Hal ini, kata dia, mengindikasikan adanya kelemahan pengawasan baik dalam penyediaan maupun distribusi makanan.

Ia menekankan bahwa pemerintah daerah bersama instansi terkait harus segera melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab pasti kasus tersebut. Jika ditemukan kelalaian, pihak yang bertanggung jawab harus ditindak tegas.

Selain itu, DPRD Nunukan mendesak evaluasi total terhadap pelaksanaan program MBG di seluruh sekolah. Menurut Andi Yakub, evaluasi itu penting agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

“Program makan bergizi sejatinya memiliki niat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak. Namun jika tidak dikelola profesional, justru bisa menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga  Koramil 1715-01/Oksibil Beri Bantuan 100 Alkitab Ke SMP Papua Cerdas

Andi Yakub juga meminta dinas kesehatan dan dinas pendidikan memperketat standar higienitas makanan. Pengawasan lapangan dan pelatihan bagi penyedia makanan harus menjadi prioritas agar kualitas makanan benar-benar aman.

Ia menambahkan, penanganan medis terhadap korban tidak boleh setengah-setengah. Semua pihak diminta memastikan anak-anak yang masih dirawat mendapatkan pengobatan maksimal hingga kondisi mereka stabil.

Lebih lanjut, DPRD Nunukan berharap agar kejadian ini menjadi pengalaman untuk memperbaiki sistem pengawasan dalam program MBG. Setiap kebijakan yang dibuat, kata Andi Yakub, harus benar-benar memberi manfaat dan tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat.

“Semoga anak-anak yang menjadi korban segera pulih. Kami berharap kasus ini menjadi titik balik perbaikan sistem agar keselamatan anak-anak tetap terjamin,” pungkasnya.

Kasus dugaan keracunan massal di Sebatik Tengah kini dalam penyelidikan, Pemerintah daerah bersama dinas terkait tengah berkoordinasi untuk mencari kepastian penyebab serta langkah penanganan jangka panjang.(hmsdprdnnk)

Baca Juga  Perkembangan Tingkat Inflasi Kaltara 2022

Author

Bagikan ini...

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights