DPNTimes, Tanjung Selor – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) II. Acara diselenggarakan di Ballroom Hotel Pangeran Khar Tanjung Selor, Bulungan, Sabtu (4/3/2023).
Mewakili Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara, hadir Sekretaris DPUPR-Perkim Kaltara, Rahmat Wahyullah.
Hadir pula Kepala Dinas PU Kabupaten Bulungan, Ketua Regional IV Kalimantan, Ketua Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi Kaltara, Ketua Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK) Kaltara, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kaltara.
Berdasarkan hasil rapat pleno lembaga tertinggi organisasi tingkat wilayah, Syaifullah Djamal ST., MT terpilih sebagai Ketua IAI Kaltara periode 2023-2026.
Dalam sambutan tertulis Gubernur Kaltara, yang dibacakan oleh Sekretaris DPUPR-Perkim Kaltara, Rahmat Wahyullah menyambut baik kegiatan Muswil ke-II yang diselenggarakan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kaltara.
Muswil menjadi sebagai sarana dan wadah organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja, melanjutkan tongkat estafet dari kepengurusan periode sebelumnya.
Lahirnya Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, merupakan momentum memajukan profesi arsitek melalui praktik arsitek yang andal dan professional.
Selain meningkatkan nilai tambah, daya guna, dan hasil guna, juga yang memberikan perlindungan kepada masyarakat dan karya arsitektur Indonesia serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Diketahui, sejumlah pembangunan terus berproses di Kaltara. Seperti beberapa waktu lalu, Presiden RI Joko Widodo yang kembali menginjakkan kaki ke Kaltara. Tentu bukan saja Kawasan Industri KIHI/KIPI dan PLTA, masih banyak lagi pembangunan yang akan dibangun di Kaltara.
Untuk itu, sebagai mitra pemerintah, Gubernur berharap IAI Kaltara dapat semakin maju dalam pelaksanaan pembangunan.
Dalam sambutannya, Gubernur juga mengajak kepada semua, khususnya para arsitek yang tergabung dalam IAI Kaltara memasukkan unsur budaya dan kearifan lokal dalam setiap pembangunan,” Pembangunan tidak boleh melupakan kearifan lokal yang merupakan ruh masyarakat,” tutup Rahmat. (dkisp)